Bisnis.com, LEBAK – Kerajinan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat perdesaan sehingga dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
"Kami selama 10 tahun menggeluti usaha ini mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, karena menyerap tenaga kerja lokal," kata Mazen, 49 tahun, perajin jamur tiran Desa Sumur Bandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, Selasa (27/11/2018).
Kerajinan jamur tiram mampu memasok kebutuhan Pasar Rangkasbitung hingga 2 kuintal per hari, padahal permintaan cukup tinggi.
Saat ini dia memproduksi jamur tiram hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal dan belum mampu memenuhi permintaan masyarakat Banten akibat keterbasan permodalan.
Harga jamur tiram diterima penampung di lokasi sebesar Rp12.000 per kilogram, sehingga pendapatan produksi jamur tiram itu mencapai Rp2,4 juta per hari. "Kami dan warga sangat terbantu pendapatan ekonomi usaha budi daya jamur tiram."
Agus, 40 tahun, seorang perajin jamur tiram warga Kabupaten Lebak, mengaku mengaku bahwa pendapatan dari penjualan jamur tiram mencapai Rp1 juta per hari.
Pihaknya memiliki binaan pembudidaya jamur tiram sebanyak 10 kelompok di sejumlah desa di Kecamatan Curugbitung.
Dengan produksi binaan itu, ujarnya, dia setiap hari menampung dengan harga Rp11.000 per kilogram. "Selama ini budi daya jamur tiram cukup bagus dan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi warga."
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pihaknya meminta masyarakat mengembangkan usaha budi daya jamur tiram agar pendapatan ekonomi masyarakat meningkat.
Pengembangan jamur tiram itu merupakan komitmen Bupati Iti Octavia Jayabaya guna mendukung program "Lebak Sejahtera".
Pihaknya berharap perajin jmur tiram mampu memenuhi permintaan pasar dari luar daerah, Pandeglang, Serang dan Tangerang. "Kami yakin usaha jamur tiram itu dapat meningkatkan ekonomi masyarakat perdesaan."