Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah proyek investasi di Provinsi Banten yang akan mulai beroperasi dan dibangun pada tahun ini diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Berdasarkan Laporan Perekonomian Provinsi Banten yang dirilis oleh Bank Indonesia, penetapan Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) II dan Bumi Serpong Damai (BSD) menjadi Proyek Strategis Nasional dan penetapan kawasan BSD menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Biomedical menjadi potensi pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten.
Selain itu, terdapat beberapa proyek multiyears di Banten yang memasuki tahapan proses pembangunan pada 2025.
Beberapa proyek tersebut antara lain pembangunan komplek pabrik Ethylene baru. Proyek tersebut diestimasikan bernilai US$4 miliar dan akan mulai beroperasi pada awal kuartal II/2025.
Selanjutnya, investasi pabrik baru pembangunan pabrik chlor alkali dan ethylene dichloride dengan nilai estimasi proyek mencapai US$1 miliar akan mulai di realisasikan pada 2025 dengan perkiraan waktu operasional mulai 2026.
Dalam laporan bank sentral itu, kedua investasi besar menggunakan teknologi terbaru yang menghasilkan produk setengah jadi bernilai tambah tinggi untuk industri hilir petrokimia. Industri yang akan disasar yaitu industri otomotif dan industri kesehatan serta industri makanan dan minuman.
Baca Juga
“Selain dua proyek multiyears tersebut, terdapat proyek pembangunan pabrik yang baru akan dimulai sejak 2024 pembangunan pabrik hidrogen peroxida senilai Rp791 miliar, ”tulis laporan perekonomian tersebut dikutip Selasa (8/4/2025).
Sektor Ekonomi yang Tumbuh
Adapun dari sisi performa lapangan usaha di Banten, mayoritas sektor ekonomi utama Banten diperkirakan tetap tumbuh lebih tinggi pada tahun 2025 dibandingkan dengan pada tahun lalu.
Peningkatan kinerja Industri Pengolahan diperkirakan tetap tumbuh positif seiring dengan peningkatan permintaan domestik seiring dengan peningkatan kapasitas produksi. Berlanjutnya proyek pembangunan infrastruktur pemerintah mendorong permintaan industri besi baja nasional yang diperkirakan kebutuhannya sebesar 9,2 juta ton per tahun.
Selain hal tersebut, permintaan ekspor besi baja dari Eropa Barat dan Turki masih menjadi negara potensial utama tujuan ekspor besi baja dari Provinsi Banten.
Sementara itu pada sisi konstruksi, pertumbuhan kinerja diperkirakan akan terus membaik seiring dengan pembangunan proyek pemerintah dan swasta.
Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kinerja sektoral pada kuartal IV/2024 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya terutama untuk sektor utama yakni Industri pengolahan dan real estate yang mencatatkan saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha sebesar 8,05% dan 1,89%.
Selain itu, peningkatan kebutuhan domestik berpotensi memberikan angin segar pada penurunan tekanan harga bahan baku dan peningkatan demand global. Namun demikian, kondisi ini juga masih tetap patut diwaspadai terutama bagi kinerja industri baja yang dapat mendorong impor produk baja karbon dan baja paduan.
Laporan itu juga menulis kebijakan Amerika yang melakukan proteksionisme impor pada produk besi baja dan kimia membuat kinerja ekspor besi baja dan kimia di Banten akan tertahan.
“Guna mengantisipasi dampak lebih lanjut dari hal ini maka perlu dilakukan langkah pengamanan produksi dalam negeri dan kebijakan nontarif seperti bea masuk antidumping [BMAD] yang lebih ketat serta penerapan standar nasional Indonesia, baik untuk produk nasional maupun impor.”
Pada Industri Petrokimia, kinerja tahun ini diproyeksikan mampu tumbuh positif. Kinerja industri petrokimia diperkirakan tumbuh sebesar 5%—5,8% year-on-year (YoY) pada 2025.