Bisnis.com, LEBAK--Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mencatat seluas 425 hektare dilaporkan gagal panen akibat kemarau panjang yang menyebabkan terjadi kekeringan.
"Semua areal tanaman pangan yang gagal panen itu tak memiliki sumber air permukaan," kata Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Distanbun Kabupaten Lebak Itan Octarianto di Lebak, Senin.
Pemerintah daerah menjamin ketersediaan pangan relatif cukup dan tidak terjadi ancaman kerawanan pangan, tulis Antara.
Sebab, kemarau panjang tersebut relatif kecil areal tanaman pangan yang dilaporkan gagal panen.
Dari seluas 425 hektare itu, di antaranya tanaman padi sawah 314 hektare dan sisanya tanaman padi huma.
Sedangkan, angka tanam hingga Agustus 2019 mencapai 35.000 hektare.
Tanaman pangan yang gagal panen antara usia 30-40 hari setelah tanam (HST) kekeringan akibat kemarau panjang.
"Kami menjamin stok pangan melimpah,karena dlakukan pompanisasi dengan menyedot air permukaan ke areal persawahan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya pada awal Oktober mendatang akan melaksanakan gerakan percepatan tanaman pangan seluas 200 hektare lebih di Blok Desa Cilangkap Kecamatan Kalanganyar dan Blok Desa Cipanas Kesecamatan Cipanas.
Percepatan tanam tersebut, kata dia, pihaknya mengoptimalkan jaringan irigasi untuk memenuhi ketersedian pasokan air ke areal persawahan.
"Kami tetap melaksanakan percepatan tanam jika terdapat potensi sumber air permukaan," katanya menjelaskan.
Asnawi (50), seorang petani Desa Sukamanah Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengatakan akibat tanaman padi gagal panen sehingga mengalami kerugian sekitar Rp10 juta seluas satu hektare.
Diperkirakan petani lahan pertanian di wilayah itu seluas 30 hektare terancam gagal panen karena debit sumber air permukaan kali Cidengdong menurun akibat kemarau itu.
"Kita tidak bisa melaksanakan sistem pompa air untuk menyedot air permukaan kali Cidengdong ke areal persawahan," ujarnya.