Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kain Tenun Badui Tembus Pasar Mancanegara

Perajin kain tenun Badui kini tumbuh dan berkembang sehingga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat adat setempat.
Perajin kain tenun di pedalaman Badui Kabupaten Lebak menampilkan hasil karyanya untuk dijual ke pasaran./Antara-Mansyur.
Perajin kain tenun di pedalaman Badui Kabupaten Lebak menampilkan hasil karyanya untuk dijual ke pasaran./Antara-Mansyur.

Bisnis.com, RANGKASBITUNG - Kain tenun Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten menembus pasar mancanegara sehingga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat adat setempat.

"Kita memenuhi permintaan pasar ke Jepang, China dan negara lainnya," kata Sekreraris Pemerintah Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Medi saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Senin (12/8/2024).

Perajin kain tenun Badui kini tumbuh dan berkembang sehingga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat adat setempat.

Saat ini, perajin kain tenun Badui tercatat sekitar 2.500 unit usaha dan perputaran uang antara Rp500-700 juta per bulan.

Bahkan, permintaan pasar mancanegara cenderung meningkat melalui pemasaran digitalisasi hingga mancanegara.

Selain itu konsumen kain Badui juga diminati dari kunjungan wisatawan ke pemukiman masyarakat Badui serta acara - acara lainnya yang dilakukan pemerintah daerah, BUMN maupun pihak perusahaan swasta.

"Kami mengapresiasi omzet perajin kain Badui berkembang dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat adat setempat," kata Medi.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Lebak, Pemerintah Provinsi dan BUMN cukup banyak memperhatikan perajin kain tenun Badui, seperti mempromosikan , memberikan pelatihan digitalisasi serta penguatan permodalan.

Selain itu juga pelatihan manajemen keuangan serta peningkatan mutu dan kualitas sehingga bisa bersaing pasar.

"Kami tentu sangat terbantu adanya bantuan dari pemerintah dan BUMN sehingga pelaku usaha kaun tenun Badui berkembang," katanya menjelaskan.

Lina (25) perajin masyarakat Badui menyatakan produksi kain tenun tradisional khas Badui kini bangkit kembali dan terbukti banyak pembeli secara konvensional dengan mendatangi perajin di pemukiman kawasan Badui.

Selain itu juga mereka pembeli secara online melalui media sosial, seperti Marketplace, Shopee, Lazada, Akulaku, Tokopedia, Bukalapak, Facebook, Instagram Twitter dan YouTube.

Bahkan, dirinya juga kini sibuk melayani permintaan dari berbagai negara di dunia.

Selain itu juga pihaknya kerapkali mengikuti pameran diberbagai daerah di wilayah Banten dan DKI Jakarta.

"Kami sangat senang kini produksi kain tenun Badui diminati konsumen hingga mancanegara itu,"katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, harga kain tenun Badui itu dari bahan katun berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp400 ribu, seperti jenis poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan, kacang herang, maghrib, capit hurang, susuatan, suat songket dan smata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka).

Begitu juga motif adu mancung, serta motif aros yang terdiri dari aros awi gede, kembang saka, kembang cikur, dan aros anggeus.

Namun, kain tenun Badui untuk jenis Janggawari lebih mahal hingga menembus Rp1,5 juta dengan ukuran panjang 2 meter dan lebar 1 meter.

"Kami relatif lumayan omzet pendapatan penjualan hingga meraup keuntungan cukup besar per bulan,"kata Lina sambil merahasiakan keuntungan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler