Bisnis.com, TANGERANG - Keberadaan Bank Sampah 102 yang berada di RT 04 RW 15 Kelurahan Cibodasari Kecamatan Cibodas menjadi penggerak kesadaran masyarakat setempat untuk bersama-sama menjaga lingkungan.
Bank Sampah yang telah berdiri sejak 2018 juga mampu memberikan manfaat ekonomi yang hasilnya dikembalikan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan salah satunya rumah belajar sebagai sarana belajar anak-anak setempat.
Ketua Bank Sampah 102 Saifuddin mengatakan, terbentuknya Bank sampah berawal dari kebutuhan akan pentingnya menjaga lingkungan setempat. Dimotori oleh Karang Taruna, saat itu dimulai dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di lingkungan.
"Awalnya ambil sampah-sampah bekas dari rumah warga kemudian berjalan waktu warga mengumpulkan sendiri dari rumah lalu disetorkan ke Bank sampah 102,"
"Dalam satu bulan terkumpul rata-rata 500 kilogram sampah dengan pendapatan mencapai 1 hingga 2 juta," ujar Saifuddin.
Saifuddin mengatakan, Bank Sampah 102 bisa dikatakan unik, karena sejak awal didirikan untuk kegiatan sosial. Warga menginginkan nilai ekonomi yang diperoleh dikembalikan untuk melakukan berbagai kegiatan sosial mulai dari santunan anak yatim, kegiatan hari besar keagamaan dan nasional, sedekah Jumat, hingga pendirian rumah belajar.
"Alhamdulilah nasabah aktif Bank sampah mencapai 40 peserta, hasil dari Bank sampah selain bisa diambil oleh nasabah juga disumbangkan kembali untuk kegiatan di lingkungan," ujar dia.
Dikatakannya Rumah belajar merupakan salah satu kegiatan yang paling dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Bank sampah menyediakan tempat dan pengajar untuk anak-anak belajar.
"Warga sangat antusias sekali pesertanya
30 anak baik bimbel tingkat SD dan calistung. Peserta juga diedukasi tentang menjaga kebersihan dan lingkungan sejak dini. Rumah belajar gratis karena sudah difasilitasi dari hasil Bank sampah," kata dia.
Dalam perjalanannya Bank sampah berkembang dengan adanya program sedekah sampah, pihaknya menyediakan puluhan tempat sedekah sampah di berbagai lokasi strategis seperti di depan warung, di lingkungan Masjid, pojok-pojok rumah dan lainnya.
"Hasil dari sedekah sampah dipergunakan untuk donasi 4 orang guru TPA, santunan 40 anak yatim di sekitar RW dan Berbagi makanan gratis jumat berkah," ujarnya.
Dikatakan Saifuddin, Bank sampah 102 saat ini mengikuti pembinaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang. Salah satunya mengikuti berbagai pelatihan pengolahan daur ulang sampah yaitu mengolah minyak jelantah dan membuat eco enzim menjadi berbagai produk bernilai ekonomi diantaranya sabun mandi dan souvenir dari barang bekas.
"Produk-produk daur ulang dari Bank sampah 102 dapat ditemui di gerai UMKM Cibodas Jasa, terakhir produk berupa sabun mandi dan souvenir juga hadir di stand UMKM Porprov, banyak pengunjung dari berbagai daerah yang membeli produk Bank sampah 102," ungkap Saifuddin.
Camat Cibodas Buceu Gartina mengapresiasi kehadiran Bank sampah 102 yang mampu menggerakan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
"Mewujudkan lingkungan yang bersih tidak sekedar bebas sampah tetapi juga bermanfaat untuk pendidikan dengan didirikannya Rumah belajar. Harapannya Bank sampah 102 menjadi inspirasi berdirinya Bank sampah lainnya di Kecamatan Cibodas," ujarnya.