Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Banten Tumbuh Tertinggi

Dini Hariyanti
Dini Hariyanti - Bisnis.com 15 Desember 2015  |  16:24 WIB
Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Banten Tumbuh Tertinggi

Bisnis.com, TANGERANG - Nilai tukar petani (NTP) subsektor tanaman pangan/padi dan palawija di Provinsi Banten selama November naik paling tinggi dibandingan dengan subsektor lain sebesar 2,87%.

Badan Pusat Statistik (BPS) Banten melansir angka tersebut setara dengan peningkatan NTP 111,97 pada Oktober menjadi 115,19 pada bulan lalu. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik lebih cepat daripada indeks harga yang dibayar (Ib).

Kepala BPS Banten Syech Suhaimi menyatakan It bulan lalu tumbuh 3,23% sedangkan Ib hanya melaju 0,34%. "Naiknya IT karena subkelompok padi indeksnya naik sedangkan Ib naik karena indeks konsumsi rumah tangga [IKRT] maupun BPPBM [biaya produksi dan penambahan barang modal] naik," kata Suhaimi dalam paparan data NTP Banten, Selasa (15/12/2015).

Dia menjelaskan untuk It kenaikannya terdorong peningkatan indeks subkelompok padi sebesar 3,39%. Sementara untuk kelompok palawija mengalami penurunan tak seberapa besar hanya 0,09%.

Kenaikan indeks subkelompok padi terpengaruh naiknya harga gabah sebesar 3,39%. Adapun subkelompok palawija indeksnya turun terutama lantaran harga kacang hijau turun 0,09%, ketela pohon susut 0,59%, dan ubi jalar turun 0,92%.

Adapun untuk Ib kenaikannya terdongkrak peningkatan IKRT dan BPPBM. IKRT naik 0,32% sedangkan BPPBM 0,47%. "Untuk BPPBM terpengaruh kenaikan indeks pada lima kelompok," tutur Suhaimi.

Lima kelompok yang dimaksud ialah bibit; pupuk dan obat-obatan; biaya sewa dan pengeluaran lain; penambahan barang modal; serta upah buruh. Sementara kelompok transportasi tercatat turun tipis 0,02%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

nilai tukar
Editor : Yusuf Waluyo Jati

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top