Bisnis.com, TANGERANG—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badan Pimpinan Daerah Banten menyatakan pelaku industri pariwisata Banten di wilayah Anyer harus memangkas biaya operasional guna mengurangi kerugian akibat penaikan tarif dasar listrik dan gas 12 kg.
Deni Nur Alam, Kepala Bidang Promosi PHRI BPD Banten, menyatakan pelaku industri di pantai Anyer sangat terpukul akibat penaikan TDL dan gas 12 kg mengingat karakteristik pengunjung ke lokasi wisata ini hanya pada akhir pekan.
“Dengan karakteristik ini, tingkat okupansi di Anyer maksimal 30% per bulan. Dengan begitu, pelaku pariwisata harus segera ikat pinggang dengan memangkas biaya operasional, kerja se-efisien mungkin karena tidak ada pilihan menaikkan tarif wisata,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (6/10/2014).
Menurutnya, momen yang harus sangat diwaspadai oleh pelaku industri pariwisata di Anyer adalah kuartal pertama tahun depan. Karena itu, penaikan TDL dan gas 12 kg pada kuartal III/2014 belum terlalu berdampak karena dalam periode puncak kunjungan wisatawan.
Secara historis, tuturnya, peningkatan jumlah pengunjung ke objek wisata Anyer mulai terjadi pada akhir kuartal kedua, kemudian meningkat di sepanjang kuartal ketiga dan mencapai puncak di akhir tahun.
Pada awal tahun, jumlah pengunjung secara drastis akan merosot sehingga risiko kerugian semakin tinggi. Menurutnya, kendati infrastruktur jalan menuju sejumlah lokasi wisata di Banten sudah dalam kondisi baik, namun rendahnya promosi pariwisata daerah menjadi faktor penghambat pertumbuhan industri ini.