Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Palawija di Lebak Menurun

Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Banten sampai dengan Juli 2020 sebanyak 24.323 ton turun dibandingkan periode yang sama 2019 mencapai 41.122 ton.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, LEBAK - Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Banten sampai dengan Juli 2020 sebanyak 24.323 ton turun dibandingkan periode yang sama 2019 mencapai 41.122 ton.

"Menurunnya produksi palawija itu dampak musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Minggu (30/8/2020).

.Produksi palawija dari Januari sampai Juli 2020 sebanyak 24.232 ton terdiri dari komoditas jagung 14.000 ton, kacang tanah 23 ton, ubi kayu 8.393 ton dan ubi jalar 1.683 ton.

Mereka petani itu menghasilkan produksi palawija sebanyak itu dengan panen seluas 5.381 hektare dengan produktivitas rata-rata 4,52 ton/hektare.

Sedangkan, produksi palawija tahun 2019 pada bulan yang sama sebanyak 41.122 ton terdiri dari jagung 15.146 ton, kedelai 21 ton, kacang tanah 229 ton, kacang hijau 13 ton, ubi kayu 22.835 ton, dan ubi jalar 2.877 ton.

"Kami yakin menurunnya produksi palawija itu akibat kemarau yang terjadi pada pertengahan Juli 2020," katanya.

Ia mengatakan, selama ini, produksi komoditas palawija menjadikan sumber pendapatan ekonomi petani di daerah itu.

Produksi palawija tersebut dipasok ke Tangerang dan DKI Jakarta, seperti jagung, ubi kayu dan ubi jalar.

Pemerintah daerah juga bekerja sama PT Perkebunan dan Perum Perhutani dengan sistem tanam tumpang sari dimana petani di lahan tumpang sari bisa tanam jagung, kacang kedelai hingga ubi kayu dan ubi jalar.

Selama ini, kata dia, prospek usaha budi daya tanaman palawija cukup menjanjikan karena permintaan pasar cenderung meningkat.

"Kami dengan kerja sama ini bisa meningkatkan ekonomi petani, di antaranya petani Gunungkenncana yang memanfaatkan lahan milik PT Perkebunan itu," katanya.

Seorang petani jagung di Kecamatan Gungkencana Kabupaten Lebak, Ahmad Amsori (60) mengakui bahwa dirinya kini sangat terbantu ekonomi dari usaha budi daya pertanian jagung.

Bahkan, hasil panen Juli 2020 sebanyak delapan ton menghasilkan pendapatan bersih Rp15 juta juta dari lahan seluas dua hektare.

"Kami diperkirakan kembali tanam jagung Desember mendatang, karena saat ini musim kemarau," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler