Bisnis.com, RANGKASBITUNG – Warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, diminta mewaspadai bencana banjir dan longsor sehubungan curah hujan di daerah itu cenderung meningkat hingga terjadi banjir di permukiman Kecamatan Cibadak pada Jumat (1/5/2020), meski cepat surut.
"Kami minta warga yang tinggal di lokasi rawan bencana alam dapat meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi pada Sabtu (2/5/2020).
Hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir melanda wilayah Kabupaten Lebak dan mengakibatkan banjir bandang di Kecamatan Lebak Gedong hingga memutus jembatan penghubung antarprovinsi.
Bahkan, curah hujan sepanjang Jumat sore hingga malam mengakibatkan banjir di Kecamatan Cibadak. Beruntung, banjir tersebut cepat surut, sehingga tidak ada yang mengungsi.
Selama ini, cuaca ekstrem melanda sejumlah daerah di Kabupaten Lebak dan berpotensi menimbulkan bencana alam.
Oleh karena itu, BPBD Lebak mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar kaki Gunung Halimun dan Gunung Salak dan aliran sungai untuk meningkat kewaspadaan saat hujan berintensitas lebat atau segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Kami minta peringatan ini ditaati masyarakat agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya mengingatkan.
Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak masuk daerah langganan banjir dan longsor karena tofografi pegunungan, perbukitan dan aliran sungai.
Apabila curah hujan meningkat maka masyarakat segera mencari tempat yang lebih aman dari terjangan banjir dan longsor.
Kejadian banjir bandang dan longsor awal tahun 2020 menimbulkan sembilan warga meninggal dunia di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). "Jangan sampai kembali terulang bencana alam menimbulkan korban jiwa."
Sementara itu, sejumlah masyarakat yang tinggal di pemukiman berdekatan dengan Sungai Ciujung mengatakan bersiaga selama 24 jam karena khawatir secara tiba-tiba meluap sebab saat ini cuaca di Lebak dilanda mendung disertai hujan dengan intensitas kecil.
"Kami terus melakukan penjagaan bersama warga untuk persiapan penyelamatan diri jika aliran sungai meluap," kata Dayat, 50 tahun, warga Kelurahan Cijoro, Rangkasbitung.