Bisnis.com, JAKARTA - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyimpan 906 drum limbah radioaktif dari hasil proses dekontaminasi di Perumahan Batan Indah di Tangerang Selatan dalam rangka menurunkan paparan radiasi hingga batas normal atau aman bagi masyarakat di wilayah itu.
"Kami menyimpan ada 906 drum ukuran 100 liter dan 150 liter," kata Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan dalam acara virtual Deklarasi Pernyataan Status Clearance Perumahan Batan Indah, Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Sebanyak 906 drum tersebut berisikan benda-benda yang terpapar radiasi dari sumber radioaktif Cesium 137 yang dibuang secara sembarangan oleh oknum tertentu. Paparan radiasi tinggi akibat pembuangan limbah radiokatif ilegal tersebut ditemukan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) pada akhir Januari 2020.
Kebanyakan drum-drum tersebut berisikan tanah yang terkontaminasi, yakni sebanyak 862 drum ukuran 100 liter.
Kemudian, ada sekitar 19 drum berisi alat pelindung diri (APD) bekas yang digunakan oleh tim yang melakukan proses dekontaminasi dan remediasi selama di lapangan. Serta 25 drum lainnya berisikan rumput-rumput dan potongan-potongan pohon yang terkontaminasi.
Sebanyak 16 pohon ditebang di area itu karena dinilai terkontaminasi dan mengandung kandungan radioaktif yang tinggi.
Baca Juga
Semua limbah tersebut disimpan di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Batan yang ada di Kawasan Nuklir Serpong.
Untuk menyimpan 906 drum limbah tersebut, Batan harus membuat ruang penyimpanan baru.
Ke depan Batan berencana untuk melakukan kompaksi dalam rangka mereduksi volume drum-drum tersebut sehingga lebih mudah dalam penyimpanannya.
Proses dekontaminasi dan remediasi dilakukan Batan dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dalam rangka membersihkan paparan radiasi atau mengembalikan paparan radiasi ke normal agar aman bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi penemuan paparan radiasi tersebut.
Tim gabungan Batan dan Bapeten melakukan dekontaminasi melalui proses clean-up berupa pengerukan tanah yang terkontaminasi.
Di samping upaya clean-up, tim juga melakukan pengambilan sampel vegetasi, air tanah, maupun pemeriksaan Whole Body Counting (WBC) terhadap beberapa warga di sekitar lokasi.
Tim gabungan juga melakukan remediasi dengan pengerukan tanah terkontaminasi, pengurukan dengan tanah tak terkontaminasi serta pembetonan dan penebangan vegetasi terkontaminasi.