Bisnis.com, SERANG Sebanyak 15.000 hektare (ha) tanaman padi atau sawah di tiga daerah di Banten terkena kekeringan akibat musim kemarau. Sebanyak 576 ha di antaranya gagal panen atau puso.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid mengatakan paling banyak tanaman padi yang terkena kekeringan berada di Kabupaten Pandeglang, kemudian di Kabupaten Lebak, lalu di Kabupaten Serang. Adapun beberapa wilayah yang memanfaatkan irigasi teknis masih tetap berjalan normal.
"Kalau musim kemarau, ya seperti biasa terjadi kekeringan. Namun, kemarau tahun ini memang lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya," katanya, Rabu (7/8/2019).
Ia mengatakan upaya yang sudah dilakukan Pemprov Banten adalah membuat sumur pantek di beberapa titik, mobilisasi pompa dengan selang hisapnya, dan mengoptimalkan pompa yang ada di kabupaten/kota.
"Kami juga mengganti tanaman padi yang puso dengan memberikan benih secara gratis," kata Agus.
Selain itu, Agus juga mengajak para petani di Banten untuk mengikuti program asuransi usaha tanaman padi agar jika ada kegagalan panen, tanaman bisa diganti atau ada jaminan dari asuransi tersebut.
Baca Juga
"Sekarang dan ke depan tolong para petani harus mau masuk menjadi anggota asuransi usaha tanaman padi karena itu bayar premi murah hanya Rp36.000 per ha per musim, " tuturnya.
Dengan premi tersebut, jika terjadi gagal panen akibat kekeringan, nantinya para petani akan mendapatkan pergantian atau jaminan dari asuransi tersebut sebesar Rp6 juta per ha per musim.
" Memang ini masih membutuhkan proses edukasi bagi masyarakat petani," kata dia.