Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Semen Baturaja (SMBR) Terkoreksi 30% Tahun Lalu

Laba perusahaan semen milik negara, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. terkoreksi akibat kenaikan batu bara yang menyebabkan kenaikan biaya produksi.
Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk Rahmad Pribadi menjawab pertanyaan wartawan , saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Jumat (19/5)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk Rahmad Pribadi menjawab pertanyaan wartawan , saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Jumat (19/5)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Laba perusahaan semen milik negara, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. terkoreksi akibat kenaikan batu bara yang menyebabkan kenaikan biaya produksi.

Direktur Utama Semen Baturaja Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa berdasarkan progonosis atau laporan keuangan yang belum diaudit, laba bersih perseroan terkoreksi dengan kisaran 30%-40%. Tercatat, laba bersih pada 2017 senilai Rp146,59 miliar lebih kecil dibandingkan dengan pencapaian 2016 sebesar Rp259,09 miliar.

“Prognosis tahun ini memang laba bersih kita turun tetapi koreksi paling sedikit dibandingkan dengan perusahaan semen lainnya,” ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Rahmad menjelaskan penyebab tergerusnya laba bersih perseroan akibat kenaikan harga batu bara yang menambah beban biaya produksi. Selain itu, terjadi penurunan harga jual semen di dalam negeri.

Kendati demikian, pihaknya menargetkan laba bersih perusahaan dapat tumbuh pada 2018. Target yang dipasang untuk laba bersih pada tahun ini yakni Rp210 miliar.

“Pada 2018, Semen Baturaja juga menargetkan pertumbuhan volume penjualan sebesar 56% karena telah beroperasinya Pabrik Baturaja II secara penuh,” imbuhnya.

Nilai penjualan bersih emiten berkode saham SMBR tersebut hanya naik tipis sepanjang tahun lalu. Tercatat, nilai penjualan pada 2017 sebesar Rp1,53 triliun sedangkan pada 2016 sebesar Rp1,52 triliun.

Akan tetapi, secara keseluruhan volume penjualan semen dalam lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 9%. Sementara itu, pertumbuhan permintaan semen nasional hanya 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper