Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Penyalur KUR 2018 Bakal Terpangkas

Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan perbankan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini bakal terpangkas seiring keputusan pemerintah menurunkan suku bunga KUR bagi end user tahun ini sebesar 2% sementara subsidi bunga bagi bank penyalur hanya naik sekitar 1%.

Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan perbankan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini bakal terpangkas seiring keputusan pemerintah menurunkan suku bunga KUR bagi end user tahun ini sebesar 2% sementara subsidi bunga bagi bank penyalur hanya naik sekitar 1%.

Mohamad Miftah, Deputi Direktur Spesialis Penelitian Mikroprudensial Bank Umum OJK, mengatakan bahwa suku bunga KUR tahun ini turun dari 9% menjadi 7%, sementara subsidi bunga untuk KUR Mikro dari 9,5% naik jadi 10,5%, lalu KUR Ritel dari 4,5% jadi 5,5%, dan KUR TKI dari 12% jadi 14%.

"Kalau melihat gambaran ini, memang menjadi tantangan penyaluran KUR 2018. Jika dilihat dari suku bunga yang turun maka potensi besar untuk mendapatkan debitur, akan tetapi dari sisi subsidi bunga hanya naik kisaran 1% itu menjadikan penyalur akan ada sedikit kekurangan pendapatan," tuturnya, Rabu (18/1).

Pasalnya, dengan semakin meningkatnya target penyaluran KUR tersebut bagi perbankan, maka alokasi anggaran dari perbankan yang semula untuk komersial akan dialihkan untuk merealisasikan program pemerintah tersebut.

"Ini memang tergantung perbankan bersangkutan. Kami dari regulator tidak bisa mereferensikan. Karena mereka juga harus mengambil keuntungan dari sisi bisnis mereka dan satu sisi juga harus mencapai keberhasilan dari program pemerintah, khususnya bagi perbankan BUMN," terangnya.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta bahwa penyaluran KUR tidak bisa hanya diserahkan kepada tangan perbankan semata. Namun juga harus ada keterlibatan stakeholder lainnya, terutama pemerintah daerah.

"Pemda bisa mempersiapkan data base UMKM yang siap dan layak untuk dibiayai. Pemda pun juga harus tetap memberikan pendampingan kepada mereka, karenap penyuluhan dan pendampingan UMKM itu juga menjadi tugas pemerintah," tuturnya.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati mengatakan bahwa untuk mendukung percepatan penyaluran KUR di 2018 pihaknya bekerjasama dengan Pemda melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pendampingan kepada UMKM untuk mengakses KUR.

Kegiatan sosialisasi KUR 2018 dilaksanakan di 20 provinsi dengan target 1000 usaha mikro kecil. "Sedangkan untuk program pendampingan, kami akan merekrut 314 orang tenaga pendamping dengan target sebanyak 15 ribu usaha mikro kecil yang didampingi", ujarnya.

Sebelumnya diketahui bahwa sejumlah bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) mengharapkan pemerintah menaikkan subsidi bunga untuk mengantisipasi penurunan pendapatan seiring diturunkannya suku bunga kredit bagi end user dari 9% menjadi 7%.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto menuturkan pihaknya belum diajak diskusi oleh pemerintah terkait dengan penurunan suku bunga KUR dari 9% menjadi 7% yang direncanakan mulai berlaku pada tahun 2018.

Kendati begitu, BRI telah membuat simulasi tentang dampak penurunan suku bunga tersebut terhadap penurunan pendapatan bunga perseroan.

“Kami sudah lakukan simulasi jika suku bunga KUR 7% diterapkan dengan jumlah target sekarang, pendapatan kami bisa berkurang Rp700 miliar dari interest income,” kata Suprajarto di Jakarta, belum lama ini.

Dia berharap, pemerintah dapat meningkatkan subsidi jika kelak suku bunga KUR diturunkan. Seiring dengan itu, pihaknya juga melakukan antisipasi penurunan pendapatan dengan sejumlah strategi seperti efisiensi dengan memanfaatkan teknologi.

Direktur PT Bank Central Asia Tbk. BCA Henry Koenaifi mengatakan, biaya overhead yang ditanggung oleh bank untuk menyalurkan kredit bersubsidi yang memberlakukan bunga jauh di bawah harga pasar tersebut cukup besar.

Guna mengkompensasi bunga yang rendah, pemerintah memang telah memberikan subsidi, namun belum disesuaikan kembali dengan rencana penurunan bunga yang pada tahun depan akan mencapai 200 basis poin.

“Sehingga pemerintah diharapkan memberikan subsidi [tambahan] agar tidak sampai merugikan bank," kata dia belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper