Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilkada 2018 Diyakini Tak Pengaruhi Kondisi Makro Ekonomi

Pilkada serentak tahun ini menjadi perhatian para pelaku usaha karena dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran bisnis jika ada gesekan di masyarakat. Namun, Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean menilai Pilkada 2018 tidak akan banyak berpengaruh terhadap situasi ekonomi di Indonesia.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 23/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 23/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Pilkada serentak tahun ini menjadi perhatian para pelaku usaha karena dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran bisnis jika ada gesekan di masyarakat.

Namun, Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean menilai Pilkada 2018 tidak akan banyak berpengaruh terhadap situasi ekonomi di Indonesia. Dalam laporannya yang dikutip Bisnis, Kamis (18/1/2018), berdasarkan data selama 15 tahun terakhir, dia memandang perubahan dalam harga aset di Indonesia lebih dipengaruhi oleh perekonomian global ketimbang Pilkada dan Pilpres.

Pada 2003-2004, situasi makro di Tanah Air disebut terbentuk oleh proses pemulihan Asia pasca krisis moneter 1998 dan pemulihan pasar saham global pasca pecahnya dotcom bubble pada 2001. Pada 2008-2009, kondisi ekonomi Indonesia lebih dipengaruhi oleh krisis global di AS dan Eropa.

"Pada 2013-2014, sekali lagi, konfigurasi makro Indonesia lebih dipengaruhi jatuhnya harga-harga komoditas global," terang Adrian.

Hal yang sama diperkirakan terjadi tahun ini dan tahun depan. Menurutnya, pada 2018-2019, Indonesia akan diuntungkan oleh semakin kuatnya perdagangan global dan harga-harga komoditas.

Oleh karena itu, Adrian meyakini Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 tidak akan berpengaruh terhadap harga aset di pasar obligasi, saham, dan uang.

"Pola interaksi politik-bisnis yang telah terbentuk saat ini telah melepaskan kaitan antara bisnis dengan patronase politik. Akibatnya, dinamika ekonomi-bisnis berjalan secara independen dengan proses gesekan kepentingan kekuasaan di antara para pelaku politik," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper